Khalifah Al-Ma’mun memiliki nama lengkap Abu Jafar Al-Ma’mun bin
Harun. Orang Barat memanggilnya dengan sebutan Almamon. Ia terlahir pada
14 September 786 M. Al-Ma’mun di lahirkan enam bulan lebih dulu dari
saudara sebapaknya Al-Amin. Sang khalifah bergelar Abu Al-Abbas. Ayahnya
adalah Khalifah Harun Ar-Rasyid. Sedangkan ibunya adalah seorang bekas
budak yang bernama Murajil.
Al-Makmun menjadi khalifah setelah
saudaranya Al-Amin meninggal dunia, sebagai khalifah yang ke-8 dari
Daulah Abbasiyah, Ia terkenal sebagai seorang administrator yang
termasyhur karena kebijaksanaan dan kesabarannya. Ia mencurahkan
perhatiannya yang besar pada tugas reorganisasi pemerintahan ketika
mengalami kemunduran selama pemerintahan Al-Amin. Ia melakukan
peninjauan pengurus rumah tangga istana. Ia mengangkat para
administrator yang ahli unuk menjadi gubernur di berbagai propinsi dan
terus mengawasi langkah mereka.
Khalifah Al-Makmun yang berbasis
pangikut di Persia mengalami kemajuan di berbagai bidang, baik ilmu
agama maupun ilmu umum. Ketika Al-Makmun memerintah timbul masalah agama
yang pelik, yakni faham apakah Al-Qur’an itu makhluk atau bukan. Sejak
Al-Hadi (paman Al-Ma’mun) wafat ketika awal pemerintahan Al-Ma’mun
muncul ilmu Falsafi (Al-Qur’an) dan munculnya ilmu kedokeran. Ia
mewajibkan kepada para ulama menghapal Al-Qur’an. Munculnya pemahaman
Al-Qur’an ini makhluk dikemukakan Al-Mu’tasyim (saudara Al-Ma’mun).
Konsep
dasar Pendidikan Islam pada masa Al-Ma’mun adalah konsep dasar
Pendidikan Islam Mutikulrural dan Multikultural di Intuisikan. Sedangkan
pengaruh pendidikan multikultural pada masa itu, yaitu terjalinnya
asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa yang lain, terjalinnya
toleransi terhadap agama, munculnya filsafat Islam dan lain sebagainya.
Tokoh-tokoh Pendidikan Multikultural seperti Khalifah Al-Ma’mun,
Muhammad Ibn Musa Al-Hawarizmi dan Al-Kindi.
Perkembangan
pendidikan Islam mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Al-Ma’mun.
Dialah khalifah yang banyak perhatiannya kepada perkembangan ilmu
pengetahuan. Dialah yang memprakarsai gerakan pemikiran dalam sejarah,
sekaligus sebagai pemrakarsa paling besar dalam penerjemahan buku-buku
berbahasa Yunani dan Suryani. Usahanya merupakan langkah pemula bagi
gerakan penulisan yang dilakukan oleh para pemikir dan cendekiawan Islam
untuk disumbangkan kepada kehidupan manusia.
Kemajuan pendidikan
dalam arti yang seluas-luasnya pada masa Al-Ma’mun telah banyak
mengundang perhatian pada ahli baik dari Barat maupun Timur. Hai ini
dapat dilihat dari buku-buku sejarah dan pemikiran yang ditulis oleh
berbagai pakar cenderung melihat kemajuan yang pernah dicapai dalam
sejarah khalifah Al-Ma’mun. Memang tidak berlebihan jika Al-Ma’mun
adalah satu-satunya khalifah Abbasiyah yang paling gemilang dalam
mengukir kemajuan umat Islam dalam sejarah keilmuan.
testing
BalasHapus